Sabtu, 24 Januari 2009

Faktor Keberuntungan

Artikel ini dikutip dari Tulisannya Sdr. Alfred Alinazar
Aku copy dari Ferizalramli's Blog
Faktor Keberuntungan – Bagian 5



Prinsip 1:
"Lucky people create, notice and act upon the chance opportunities in their life"

Pada umumnya orang-orang beruntung percaya bahwa kesempatan-kesempatan yg hadir dalam hidup mereka itu datang hanya karena faktor kebetulan semata. Seperti cerita teman saya, Ferizal Ramli, yg mengatakan bahwa dia hanya secara kebetulan saja bisa mendapatkan pekerjaan di Malaysia, dan akhirnya malah sekarang bekerja sekaligus sekolah di Jerman. Ketika kutanyai tip apa yg dilakukan Ferizal atas keberhasilannya itu, teman baikku itu mengatakan bahwa dia hanya kebetulan saja kenal dengan project manager sebuah perusahaan yg kebetulan juga temennya suaminya adiknya. Dan karena si project manager senang dengan performance-nya Feri, maka diajaklah Feri untuk bekerja di Malaysia. Dan lagi-lagi terjadi kebetulan di Malaysia sehingga dia akhirnya dikirim untuk sekolah di Jerman. Dia merasa tak mempunyai prestasi apa-apa, namun hanya berada pada momentum yg tepat.
Seorang temanku lagi, Rovicky Dwi Putrohari, yg sering kupanggil Mas Rovick juga termasuk “wong bejo” (orang beruntung). Mas Rovick sewaktu SMA termasuk the worse 10 di SMA. Keberuntunganya diawali dengan hilangnya sepeda motornya, yg ternyata membuatnya jadi harus tinggal di rumah dan rajin belajar. Walhasil dia lulus Ujian Perintis I (UMPTN) yg mengantarkannya masuk fakultas Geologi UGM, dan ternyata sepeda motornya juga berhasil ditemukan. Keberuntungan ternyata datang berturut2 pada Mas Rovick, semasa kuliah dia mendapat beasiswa dan berbagai keberuntungan lainnya. Setelah lulus kuliah, dia beruntung lagi karena tidak diterima menjadi dosen UGM, yg membuatnya malah menjadi pegawai di Hudbay Oil. Keberuntungan demi keberuntungan terus diperoleh Mas Rovick, yg sekarang ini tinggal di Malaysia bekerja pada sebuah perusahaan minyak di negara ini, sehingga teman2nya menganggap dia “wong bejo”.
Demikianlah yg sering terjadi para orang beruntung. Mereka merasa secara tak sengaja membuka halaman yg tepat pada sebuah koran, nggak sengaja membuka sebuah website, kebetulan sedang jalan-jalan di taman pada saat yang tepat, kebetulan kenal project manager, dan berbagai kebetulan-kebetulan lainnya. Namun penyelidikan Richard menunujukkan bahwa sebetulnya kebetulan-kebetulan itu adalah hasil mekanisme psikologis si beruntung. Orang-orang beruntung berpikir dan berkelakuan berbeda sekali dengan orang tak beruntung dalam hal menciptakan, melihat dan bereaksi pada kesempatan-kesempatan yang kebetulan muncul dalam hidupnya.
Dari hasil penelitian bertahun-tahun, kebanyakan psikolog sependapat bahwa hanya ada 5 dimensi kepribadian, yaitu: Agreeableness, Conscientiousness, Extroversion, Neuroticism dan Openness. Kelima dimensi itu ada pada setiap orang dengan kadar yang berbeda. Richard membandingkan kelima dimensi kepribadian ini pada kepribadian orang-orang beruntung dan yang tidak beruntung dan menemukan bahwa ternyata orang-orang yang beruntung memiliki score yang lebih tinggi pada kelima dimensi tersebut.
Sebagai contoh saja, dimensi pertama, yaitu Agreeableness. Orang yg memiliki Agreeableness tinggi adalah orang-orang yang simpatik dan selalu ingin menolong sesama. Richard menduga bahwa orang-orang yg senang membantu sesama akhirnya akan ditolong juga oleh orang lain. Dan dugaan Richard ini benar, kelompok orang beruntung memiliki score tinggi pada kelima dimensi-dimensi ini.
Saya jadi teringat beberapa bulan yg lalu saya sempat hampir kehilangan pekerjaan dan saya memberitahu teman-teman saya lewat beberapa mailing list. Teman-teman mungkin juga sempat membaca sendiri berita itu karena saya juga menulisnya ke milis ini. Tanpa diminta, sahabat saya Ferizal menawarkan lowongan pekerjaan di Timur Tengah dan mengenalkan saya pada temannya. Saya cukup terharu akan perhatian teman saya tersebut. Walaupun saya tak jadi bekerja di Timur Tengah karena saya tak jadi kehilangan pekerjaan, namun niat baik Ferizal tak akan pernah saya lupakan.
Lain lagi dengan cerita Mas Rovicky. Walaupun seringkali saya berdebat di milis dengannya, namun Mas-ku yg satu ini juga sama baiknya. Pada suatu saat saya ada kesempatan pergi ke Malaysia, yang mana kebetulan Mas Rovick tinggal di sana. Dengan kebaikan hatinya, Mas Rovick menawarkan saya untuk membawa Dinda (demikian saya memanggil istriku tercinta) ke Malaysia untuk berbulan madu dan menginap di apartemen-nya. Niat tersebut kesampaian, pada kesempatan berikutnya ke Malaysia aku mengajak Dinda. Mas Rovick mentraktir kami jalan-jalan ke Genting Highland, dan bulan madu yang kedua itu begitu membahagiakan dan berkesan buat aku dan Dinda. Kebaikan Mas Rovick dan keluarga telah terukir indah dalam sejarah romantisme aku dan Dinda.
Kedua cerita di atas itu membuatku mengangguk-angguk akan kebenaran penelitian Richard. Kedua temanku yang beruntung itu memang belum pernah diukur Agreeableness-nya oleh Richard. Namun kisah nyata yang pernah aku alami telah membuatku yakin bahwa Ferizal dan Mas Rovick memang memilki score yang tinggi pada dimensi ini.
Bagaimana dengan teman-teman? Apakah teman-teman juga merasa menjadi orang yang beruntung? Jika iya, silahkan di-share cerita keberuntungannya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

(bersambung)
-Alfred Alinazar (bank_al)-

Jumat, 23 Januari 2009

Selayang Pandang

Victor Assani, atau biasa dipanggil dengan sebutan "itong", dilahirkan di Purbalingga, sebuah kota kecil di bawah kaki Gunung Slamet yang berada dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah, pada tanggal 16 Desember 1977.
Masa kecilnya yang cukup menyenangkan dilalui di sebuah pedesaan yang dikenal dengan nama Mangunegara, kecamatan Mrebet, sekitar 9 Km sebelah utara kota Purbalingga, menempuh pendidikan dari SD hingga SMA pada tahun 1994 juga di daerah tersebut, setelah menamatkan jenjang SMA di SMA Negeri 1 Purbalingga, ia berhijrah untuk menimba ilmu di jenjang yang lebih tinggi ke kota "Gudeg" Jogjakarta.
Tahun 1994 tepatnya tanggal 5 September 1994 ia mengikuti Stadium Generale yang merupakan event pembuka dimulainya masa pembukaan kuliah untuk mahasiswa di Universitas Islam Indonesia Jogjakarta, yang pada saat itu diisi oleh seorang pakar hukum international yang juga mantan menteri luar negeri Indonesia era Soeharto yang bernama Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, LLM bertempat di Stadion Kridosono, hari itu sekaligus merupakan hari pertama pengembaraan ia dalam menuntut ilmu di bangku perguruan tinggi.
Merasa tidak puas dengan banyaknya waktu yang terbuang ketika masa awal-awal kuliah dan kurang cocoknya ia hidup dalam dunia eksakta, tepatnya di bidang Teknik Industri, maka pada tahun 1996 dengan semangat yang masih tersisa maka ia memberanikan diri untuk mengikuti UMPTN lagi di UGM, namun sayang ia hanya diterima di pilihan ke dua yaitu jurusan Sosiatri, padahal ia berencana akan meninggalkan kuliahnya di Teknik Industri UII apabila bisa diterima di jurusan Management UGM yang merupakan pilihan pertamanya, bermodal bismillahirrahmanierrahiem dan semangat untuk menambah ilmu, dia tidak jadi melepaskan kuliah di Teknik Industri UII namun tidak juga melepaskan jurusan Sosiatri UGM merupakan bidang yang membuat ia penasaran, sehingga memaksakan diri untuk kuliah di 2 jurusan dan 2 universitas tersebut.
Masih juga merasa memiliki banyak waktu yang tersisa, maka di sela-sela kuliah, ia mulai menambah kesibukan dengan aktif di berbagai kegiatan di kampus baik di kepanitiaan-kepanitiaan event maupun aktif di lembaga kemahasiswaan kampus, terakhir ia tercatat sebagai staff ahli bidang sosial kemasyarakatan di BEM UGM periode 99-00, dimana sebelumnya ia juga pernah tercatat sebagai koordinator Komisi C bidang Kesejahteraan Mahasiswa pada Presidium Senat Mahasiswa Fisipol UGM 98-99.
Setelah menamatkan kuliahnya di jurusan Teknik Industri UII pada September 2001 dengan gelar ST (Sarjana Teknik), ia masih memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan kuliahnya di jurusan Sosiatri UGM dan akhirnya pada tahun 2003 tepatnya 19 Desember 2003 ia berhasil menggondol gelar S.Sos (Sarjana Ilmu Sosial).Setelah mencicipi sindrom post under graduate alias menganggur selama kurang lebih 5 bulan, maka pada 16 Mei 2004, pria pendiam yang memiliki nama lengkap Victor Assani Desiawan ini memulai hari pertamanya bekerja sebagai seorang karyawan swasta di PT. Indomobil Suzuki International, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif dan merupakan 3 besar perusahaan otomotif raksasa di negeri ini yang terletak di daerah Tambun, Bekasi pada Departemen Service R2 sebagai area representative yang bertanggung jawab atas operational dan pengembangan jaringan service di wilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta yang berjumlah tidak kurang dari 300 Bengkel Resmi Suzuki (BeResS) dengan sekitar 1.000 mekanik dan staff service.
Tepatnya pada tanggal 1 Mei 2009, dalam rangka restrukturisasi dan mensikapi dinamika organisasi, ia diberikan tanggung jawab yang lebih besar untuk mengkoordinir regional Indonesia Timur (seluruh Indonesia minur Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan) sekaligus merangkap untuk menanggungjawabi area Jawa Timur, Bali dan Kalimantan, sebuah tugas yang tentunya sangat berat untuk diemban, apalagi di tengah situasi yang masih tidak menentu saat ini.



Victor Assani,
Bulak Kapal, 23 Januari 2009

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Selamat datang di Blog Victor Assani ...... !!
(http://victorassani.blogspot.com)



Seiring terus berkembangnya teknologi khususnya di bidang teknologi informasi, pasti akan selalu diikuti dengan perubahan perilaku individu, perilaku sosial maupun perubahan metode komunikasi dan interaksi sosial khususnya di dunia maya, sehingga akan sangat bermanfaat ketika kita bisa mengikuti arus dan menjadi bagian dari komunitas global yang tanpa batas, oleh karena itu saya terbawa arus untuk menceburkan diri dalam komunitas blogger.
Sebagaimana layaknya pendatang baru, ibarat kertas saya adalah kertas yang masih bersih dan polos dari coretan-coretan ilmu dalam lembaran pemikiran saya, khususnya di dunia blog, hal ini diperparah oleh kemampuan komputer maupun pemanfaatan internet yang sangat minim pada diri saya pribadi
Oleh karena itu saya sangat memohon masukan, saran dan bantuan dari rekan-rekan dalam komunitas blog ini untuk menambah ilmu, mengembangkan kualitas untuk kesempurnaan Blog ini, semoga Blog ini bisa memberi manfaat untuk diri saya pribadi maupun pribadi-pribadi diluar saya, .......... amieeen.

Best regards,
Victor Assani "itong"
Bulak Kapal, 23 Januari 2009